Ensiklopedi: PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP PRILAKU REMAJA
Info penerimaan mahasiswa baru IDIA Prenduan tahun akademik 2010-2011 silahkan klik di sini

PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP PRILAKU REMAJA

Sabtu, 04 Desember 2010

Kirim ini ke Facebook Anda..

www.tips-fb.com

Oleh : Bukhori Muslim*

Era modernisasi dan globalisasi kini telah mewabah disemua sektor dan aspek kehidupan bangsa Indonesia, baik kota maupun desa yang pada akhirnya akan berdampak terhadap prilaku masyarakat Indonesia. Disadari atau tidak bahwa sanya budaya barat secara perlahan-lahan mulai menggerogoti prilaku masyarakat Indonesia yang rentan terhadap hal-hal baru. Yang menjadi sasaran empuk dari budaya barat adalah remaja yang kondisi psikologisnya masih labil dan mudah terpengaruh akan hal-hal baru. Ini terlihat dari pergaulan mereka sehari-hari yang kian jauh dari prilaku positif.

Saat ini prilaku masyarakat Indonesia khususnya para remaja walaupun tidak seluruhnya cenderung telah banyak mengarah pada budaya-budaya barat yang tidak sesuai dengan norma, nilai, adat-istiadat dan hukum bahkan agama. Budaya tersebut tercermin dengan menjadikan budaya barat sebagai sebuah kiblat dari kemajuan peradaban manusia. Saat ini banyak generani muda yang meniru pola kehidupan barat dengan berbagai gaya dan perilakunya yang negatif dalam kehidupan sehari-hari. Mereka mudah terkontaminasi akan hal-hal yang baru sehingga melupakan budaya ketimuran yang masih kental akan keagamaan yang dianutnya.

Maraknya Seks Bebas Saat Ini
Sekarang ini banyak orang bilang kalau tidak punya pacar “kurang gaul”. Pikiran seperti ini yang mengacu remaja untuk membudayakan tradisi pacaran. Saat ini pacaran tidak lagi sekedar untuk mengenal lawan jenisnya tetapi sudah dijadikan cara untuk memuaskan hawa nafsu. Tidak heran kalau pacaran adalah salah satu penyebab maraknya seks bebas di kalangan remaja saat ini. Pacaran adalah tipe pergaulan yang tidak lagi mengenal etika dan norma-norma agama serta budaya yang ada. Ini melenceng dari pengertian pacaran yang sesungguhnya yaitu pacaran. Inilah yang menjerumuskan jutaan remaja ke lubang seks di luar nikah.
Sebagian remaja tidak tahu efek yang ditimbulkan dari pacaran karena minimnya informasi tentang pendidikan seks yang sesuai dengan norma dan agama, ditambah lagi budaya berfikir remaja kurang sehat yang menganggap pacaran merupakan hal wajar dan lumrah di masyarakat. Tapi, ada juga remaja yang mengerti dan tahu efek dari daya pacaran negatif tetapi kurang peduli bahkan bersikap acuh tak acuh dengan akibat yang di timbulkannya.
Maka dari itu tugas kita adalah memberikan edukasi dan penyuluhan tentang seks saat ini sangat penting bagi remaja, agar mereka mampu berprilaku secara positif bahwa yang mereka lakukan dengan pacaran itu salah sehingga tidak terjerumus ke lubang perziaan. Edukasi ini juga harus dilakukan oleh orangtua, karena mereka yang lebih tahu tentang gejala psikologis sang anak. Pada akhirnya mereka mampu mengimbangi arus pergaulan dan modernisasi yang dihadapi.

Pesatnya Pornografi Dengan Kemajuan Teknologi
Dengan kemajuan zaman dan kecanggihan teknologi para remaja dengan mudah melihat tayangan dan gambar-gambar telanjang. Salah satu contoh dari kecanggihan teknologi yaitu internet. Saat ini internet sudah mulai masuk ke sekolah-sekolah bahkan ke seluruh masyarakat yang ada di pelosok-pelosok negeri ini merupakan langkah yang sangat baik dan perlu ditingkatkan. Namun peningkatan tersebut tentunya tidak hanya sebatas pada kuantitasnya saja, tetapi juga harus disertai pula dengan peningkatan kualitas dari para siswa ataupun masyarakat yang nantinya akan menjadi pengguna internet tersebut.
Menurut Ike R Sugianto, seorang psikolog, mengatakan bahwa efek psikologis pornografi dari internet bagi anak sangat memicu perkembangan kelainan seksual remaja. Anak yang mengenal pornografi sejak dini akan cenderung menjadi antisosial, tidak setia, melakukan kekerasan dalam rumah tangga, tidak sensitif, memicu kelainan seksual, dan menimbulkan kecanduan mengakses internet terutama pada situs game dan porno. Semakin sering remaja mengkonsumsi materi-materi pornografi maka akan semakin berdampak dan memperburuk perkembangan mental dan kepribadiannya.
Larangan pornografi sebenarnya telah diatur dalam hukum positif kita, diantaranya adalah dalam KUHP, UU No 8/1992 tentang Perfilman, UU No 36/1999 tentang Telekomunikasi, UU No 40/1999 tentang Pers dan UU No 32/2002 tentang Penyiaran. Namun pada tahap penerapan, beberapa UU ini tidak dapat bekerja dengan maksimal karena mengandung beberapa kelemahan dan kekurangan, yaitu perumusan melanggar kesusilaan dan perumusan beberapa istilah serta pengertiannya yang tidak mencakup aktivitas pornografi di dunia maya. Karena pemerintah kurang perhatian akan hal ini tentunya yang diharapkan adalah peran orangtua sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak usia remaja yang sangat rentang sekali dengan penggunaan internet yang mengarah kepada hal-hal negative. Perlunya pengawasan dan pendidikan tentang penggunaan internet sangat dibutuhkan agar anak mampu menggali informasi dari berbagai penjuru dunia. Selain itu juga sebagai sarana pembelajaran dan menambah wawasan ilmu pengetahuan sekaligus menghilangkan kesan gaptek (gagap teknologi) pada masyarakat.
Penggunaan Obat-obat Terlarang
Hingga kini penyebaran narkoba sudah hampir tak bisa dicegah. Mengingat hampir seluruh penduduk dunia dapat dengan mudah mendapat narkoba dari oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Misalnya saja dari bandar narkoba yang senang mencari mangsa didaerah sekolah, diskotik, tempat pelacuran, dan tempat nongkrong pemuda. Tentu saja hal ini bisa membuat para orang tua, ormas, pemerintah khawatir akan penyebaran narkoba yang begitu meraja rela. Upaya pemberantas narkoba pun sudah sering dilakukan namun masih sedikit kemungkinan untuk menghindarkan narkoba dari kalangan remaja maupun dewasa, bahkan anak-anak usia SD dan SMP pun banyak yang terjerumus narkoba. Saat ini upaya yang paling efektif untuk mencegah penyalahgunaan Narkoba pada anak-anak yaitu dari pendidikan keluarga. Orang tua diharapkan dapat mengawasi dan mendidik anaknya untuk selalu menjauhi Narkoba.
Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional (BNN), kasus pemakaian narkoba oleh pelaku dengan tingkat pendidikan SD hingga tahun 2007 berjumlah 12.305. Data ini begitu mengkhawatirkan karena seiring dengan meningkatnya kasus narkoba khususnya di kalangan remaja. Tentu ini akan berkembang seiring waktu karena pengawasan dari orang yang kurang diperhatikan dan mudahnya mendapat barang terlarang itu dari teman-temannya yang sudah terlebih dahulu menjadi pecandu obat-obatan.
Pada awalnya, remaja yang mengonsumsi narkoba biasanya diawali dengan perkenalannya dengan rokok. Karena kebiasaan merokok ini sepertinya sudah menjadi hal yang wajar di kalangan remaja saat ini. Dari kebiasaan inilah, pergaulan terus meningkat, apalagi ketika remaja tersebut bergabung ke dalam lingkungan orang-orang yang sudah menjadi pencandu narkoba. Sehingga yang semula hanya mecoba-coba sekarang sudah berkembang menjadi ketergantungan akan obat-obatan yang tiap hati dikonsumsinya.
Oleh karena itulah kita perlu membangun kembali pondasi prilaku kita, sebagai pengemban tugas berat penerus cita-cita bangsa yang beradab sesuai dengan perilaku kita sebagai orang timur. Agar semua prilaku yang tidak sesuai dengan nilai, norma dan budaya serta hukum sepreti yang sudah banyak dilakukakn oleh remaja saat ini akibat perkebangan zaman dan era gobalisasi bisa diatasi dengan mudah. Maka langkah awal yang harus dilakukan adalah menggali terlebih dahulu potensi-potensi yang terdapat pada banga kita, masih banyak potensi yang belum kita gali, yang sebenarnya hal tersebut sangat berpengaruh bagi kita untuk tetap menjaga dan melestarikan eksistensi kultur sosial budaya bangsa Indonesia, jangan jadikan budaya barat (dalam hal ini masuk melalui era globalisasi) sebagai pondasi berprilaku, karena dari prilaku inilah nantinya kita dalam kehidupan sehari-hari akan tidak akan terpengaruh dengan pola kehidupan budaya barat yang bebas. Tunjukkan bahwa kita sebagi bangsa yang besar dengan keanekaragaman kultur sosial budaya mampu bersaing dengan mereka, dengan menerapkan prilaku positif dan kritis.

*Mahasiswa Semester VI
Asal Jember Jawa Timur

Artikel Terkait



0 komentar:

Ensiklopedi © 2010 Template by:
Teroris Cinta Dot Com