Ensiklopedi: ISLAM DALAM GLOBALISASI
Info penerimaan mahasiswa baru IDIA Prenduan tahun akademik 2010-2011 silahkan klik di sini

ISLAM DALAM GLOBALISASI

Senin, 04 Oktober 2010

Kirim ini ke Facebook Anda..

www.tips-fb.com

Oleh: M. Fauqon Nuri*
Bicara masalah rekonstruksi budaya berfikir umat islam, tentulah kita tidak boleh lepas dari kata islam, karna yang menjadi obyek paling krusial dalam pembahasan ini adalah umat islam, dan segala macam pembahasan yang membahas mengenai umat islam pastilah kita harus kembali kepada nilai-nilai islam atau dasar-dasar ajaran islam. Begitu juga dalam masalah budaya berfikir umat islam sekarang ini, kita harus memulainya dari pokok-pokok ajaran islam agar hipotesis ataupun kesimpulan yang dihasilkan selalu beriringan dengan norma-norma islam dan tetap bersifat islami.

Kebanyakan orang sekarang beranggapan bahwa perlu adanya direkonstruksi dalam budaya berfikir umat islam sekarang ini dikarenakan mundurnya perekonomian dan pendidikan umat islam sehingga pembahasannya lebih mengacu kepada bidang keduniaan yang membahas tentang materi dan pelajaran saja, tapi malah melupakan hal yang paling pokok dalam ajaran islam yang lebih akrab dengan pokok ajaran islam. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa pada era globalisasi ini pokok ajaran islam itu sudah mulai dilupakan dan tidak lagi diajarkan kepada pelajar-pelajar islam yang akhirnya tingkah laku maupun budaya mereka tidak lagi berbau islami.
Karma sebenarnya pokok ajaran islam inilah yang mendasari cara berfikir umat islam karna tidak mungkin akan tercipta budaya berfikir yang islami dalam diri umat islam jika pondasi dalam berfikir islam tidak dibangun terlebih dahulu dengan pokok-pokok ajaran islam, jadi wajar kalau sering kita temui umat islam yang mempunyai budaya berfikir yang tidak islami, karna mereka umat islam membentuk budaya berfikir mereka didasari oleh keilmuan barat, dengan prinsip-prinsip yang telah tercampuri dan teracuni oleh nilai-nilai keduniaan
. keadaan umat islam sekarang ini merupakan umat yang mayoritas tapi mayoritas itu belum bisa membawa islam kepada posisi yang tinggi tapi malah kemayoritasan itu mudah digulingkan dan dipermainkan oleh minoritas, itulah yang biasa disebut dengan kuantitas yang tidak berkwalitas, kita perlu melakukan analisa social karna sebagaimana yang terjadi dalam social umat islam sekarang ini, akidah kita didangkalkan, karna adanya fanatisme yang berlebihan juga karma masuknya orang-orang orientalis dikalangan mahasiswa dan berkembangnya aliran-aliran yang berbau barat, mulai dari skularisme, humanism, liberalisme dan lainnya yang kesemuanya itu diikuti begitu saja tanpa didasari nilai-nilai islam dan pengetahuan ynag cukup sehingga malah merusak akidah umat islam yang memang sudah sangat rentan dari awalnya.
Kebudayaanpun dirusak, kebiasaan orang Indonesia yang suka meniru, dan ketidak teguhan terhadap prinsip hidup yang mudah tergoyahkan hanya karna diiming-imingi dengan kemewahan dunia, mengakibatkan maraknya budaya asing masuk secara brutal dan semakin menimbulkan keambiguan terhadap budaya asli bangsa indonnesia yang akhirnya banyak budaya yang diakui oleh bangsa lain, begitu juga dengan memudarnya budaya umat islam yang tergantikan dengan budaya gaya hidup hedonis yang menimbulkan rusaknya hakekat islam pada diri umat islam karma ketidak teguhan umat islam dalam berpegang teguh tetrhadap ajarannya. Makananpun juga diracuni, masuknya produk-produk asing yang sangat identik untuk berfoya-foya karna tidak terbentuknya budaya yang islami dalam berkonsumsi, sehingga kebanyakan umat islam nongkrong dikafe-kafe untuk sekedar melampiaskan syahwat kesombongannya, itupun karna tidak tertanam konsep-konsep agama islam dalam kehidupannya.
Begitu juga dengan pakaian umat islam yang ditelanjangi secara sedikit-demi sedikit, mulai dari model pensil, rok mini, you can see, bahkan adegan sexual yang bersifar pornografi maupun porno aksi sudah menjadi budaya umat islam sekarang, sudah bukan lagi hal yang memalukan, bakan orang-orang islam sekarang dengan bangganya menunjukkan aurat mereka pada halayak umum tanpa segan terhadap aturan agamanya, sehingga umat islam sekarang sudah tidak lagi mencerminkan islamnya, tidak lagi mempunyai wibawa.
Budaya umat islam sekarang sudah tidak ada bedanya dengan budaya barat, umat islam sekarang sudah tidak lagi mempunyai prinsip dalam berbangsa maupun beragama, itulah yang biasa disebut dengan westernisasi, dan itu akan terus berlanjut sampai umat islam benar-benar telah meninggalkan ajaran islamnya. Ini semua tidak akan bisa dihentikan sebelum umat islam sadar dan mau kembali lagi terhadap prinsip-prinsip agama islam, dengan keilmuan yang mapan yang didasari dengan pokok ajaran islam sehingga terbentuk pondasi yang islami dan menimbulkan efek yang islami sehingga tindak laku umat islam selalu beriringan dengan norma-norma yang islami pula, budaya seperti itulah yang perlu direkonstruksi ulang dan digantikan dengan budaya yang islami dimulai, karna kerusakan budaya umat islam telah rusak dari dasar, maka kita perlu menanamkan lagi budaya yang islami mulai dari dasar juga.
Dalam menyikapi beberapa kemerosotan yang terjadi dikalangan umat islam karna beberapa hal yang penulis paparkan diatas, tentulah kita juga harus mencari solusi menurut konsepsi islam. Agama islam sudah menyampaikan banyak sekali konsep-konsep dalam kehidupan, begitu juga konsep dalam membentuk kebudayaan dan peradaban umat islam dalam mencapai kecemerlangan di era globalisasi ini.
Ada sebuah cerita dalam pembentukan kepribadian seseorang yang diabadikan oleh tuhan di dalam kitab sucinya yang dikemas dalam cerita lukmanul hakim. Empat hal utama yang dirasa penulis akan dapat mengatasi kerusakan budaya umat islam sekarang ini:
1. Tidak menyekutukan allah, penanaman ketauhidan yang kuwat dan dilakukan sejak dini akan menimbulkan disiplin murni dalam kehidupan muslim. Ketauhidan adalah hal yang paling utama harus ditanamkan sebelum seorang muslim mempelajari keilmuan yang lain, pengetahuan yang banyak terhadap beberapa disiplin ilmu akan membawa kepintaran bagi seorang muslim, tapi belum tentu membawa kepada kebenaran.
2. Hormat dan patuh kepada orang tua, orang tua adalah sebuah pendidikan pertama bagi seorang manusia, dan pendidikan pertama itulah yang paling berperan penting dalam pembentukan kepribadian muslim ataupun cara berfikir seorang muslim karna seseorang akan meniru apapun yang dilakukan oleh orang tuanya, inilah yang mengharuskan seorang orang tua untuk menjadi figur yang baik terhadap anak-anaknya. Sering kita dengar bahwa di era globalisasi ini banyak terjadi krisis figur sehingga terjadi kesulitan dalam pembentukan kepribadian seseorang, dan dengan adanya penanaman kepribadian kepada seorang muslim sejak awal akan mengantarkan seorang muslim untuk mempelajari banyak hal yang lain melalui metode yang benar dengan membandingkan pengetahuannya yang didapatkan dimasa kecilnya.
3. Menegakkan solat lima waktu, sebuah etika otonom yang tercipta menjadi sebuah kebiasaan seorang muslim akan menjadikan seorang muslim teguh pendirian, melakukan sesuatu dengan ikhlas tidak perduli terhadap sekitarnya, maksudnya seorang muslim akan bekerja dengan baik walaupun tidak ada atasannya. Tidak adanya etika otonom inilah yang menjadikan adanya cara berfikir yang salah dikalangan umat islam, kebiasaan menggunakan kesempatan dalam kesimpitan sehingga tidak jarang kita dengar para koruptor mengorupsi uang rakyat. Ini karna tidak adanya etika otonom untuk takut kepada allah dimanapun seorang muslim berada.
4. Memerintah kepada kebaikan dan melarang kepada keburukan, setiap orang muslim akan hidup bermasyarakat, sehingga setiap diri seorang muslim harus ada jiwa untuk amar ma’ruf dan nahi mungkar karna untuk menciptakan budaya di masyarakat umat islam yang baik harus ada rasa saling menjaga, saling menasehati, dan saling melindungi. Inilah yang disebut dengan control sosial maka, akan tercipta sebuah peradaban yang maju dan islami sehingga dapat bersaing di era globalisasi ini.
*Mahasiswa Semester IV
Asal Demak Jawa Tengah

Artikel Terkait



0 komentar:

Ensiklopedi © 2010 Template by:
Teroris Cinta Dot Com